Minggu, 18 April 2010

Counter




Pencacah atau counter adalah rangkaian logika pengurut. Rangkaian pencacah ini sebenarnya terbentuk dari serangkaian gerbang logika dari flip-flop JK yang ditambah dengan clock. Counter ini berfungsi sebagai penghitung output yang berupa bilangan biner. pada percobaan kali ini, yang digunakan adalah IC 7490.


Skema IC 7490:



















Skema Rangkaian :











Pencacah atau penghitung (counter) merupakan piranti yang penting fungsinya dalam

suatu sistem rangkaian digital. Suatu pencacah akan menghitung jumlah daur yang

dilewati oleh pulsa clock pemicunya. Rangkaian ini tersusun dari beberapa buah FF JK

yang terpicu pada pinggiran positif atau negatif, dengan fungsi-fungsi set dan clear-nya.

Pencacah 4 bit disusun dari 4 bua

h FF JK dengan keluaran dari setiap FF akan memicu

FF yang ada di

belakangnya. Suatu sinyal tegangan segi empat sebagai

sinyal clock memicu FF A pada saat pinggiran negatif (belakang) pulsa itu tiba.

Selanjutnya keluaran FF A akan memicu FF B, dengan keluaran FF B memicu FF C,

yang pada akhirnya keluaran FF C akan memicu FF D. Dua masukan J dan K pada masing-masing FF itu pada keadaan tinggi, sehingga

keempat FF itu ada dalam keadaan "toggle", artinya keluaran tiap FF itu akan berpindah

keadaan jika pinggiran negatif dari pulsa yang memicunya tiba.

Cara kerja dari rangkaian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Misalkan pada keadaan awal semua FF telah direset, sehingga setiap FF mempunyai

keluaran nol. Jadi sebelum datang pulsa clock pertama diperoleh DCBA = 0000.

2. Ketika pulsa clock pertama tiba (clock=1), maka FF A akan dipicu pada pinggiran

negatifnya, sehingga diperoleh A=1, sedangkan FF lainnya belum bekerja dan tetap

pada keadaan awalnya. Untuk daur yang pertama diperoleh keluaran DCBA = 0001.

3. Ketika pulsa clock kedua tiba, maka FF A kembali dipicu pada pinggiran negatifnya,

sehingga keluarannya berubah dari menjadi rendah (A=0). Perubahan keadaan pada

A merupakan picuan negatif pada FF B, sehingga menghasilkan B=1. sedangkan FF

C dan D tetap pada keadaan awalnya. Untuk daur ini diperoleh DCBA = 0010.

4. Ketika pulsa clock ketiga tiba, maka FF A akan dipicu kembali pada pinggiran

negatifnya, sehingga keluaran A menjadi tinggi. Sedangkan FF lainnya tetap berada

pada keadaan terakhirnya. Dengan demikian pada daur ini diperoleh DCBA = 0011.

5. Untuk pulsa clock keempat, FF A terpicu sehingga keluaran untuk FF ini menjadi

rendah. Perubahan keluaran FF A ini merupakan picuan negatif untuk FF B sehingga

keluaran FF B berayun menjadi rendah (B=0). Perubahan keluaran FF B ini akan

memicu FF C sehingga keluaran dari FF C yang semula rendah menjadi tinggi

(C=1). Karena FF D belum terpicu, maka keluaran pada daur ini DCBA = 0100.

Demikian untuk seterusnya didapatkan bahwa FF A akan selalu terpicu oleh pinggiran

negatif pulsa clock, sedangkan FF B terpicu oleh pinggiran negatif dari keluaran FF A.

FF C terpicu oleh pinggiran negatif keluaran FF B, dan FF D akan terpicu oleh

pinggiran negatif dari keluaran FF C. Secara singkat dikatakan bahwa setiap keluaran

dari masing-masing FF akan memicu FF lain yang ada dibelakangnya.

Untuk pencacah modus lain yang lebih rendah, misalnya pencacah modus 10, maka

pencacah ini dapat disusun dengan memodifikasi pencacah modus 16. Caranya dengan

mereset semua FF pada urutan cacahan yang kesepuluh. Artinya pada urutan cacahan

yang kesepuluh, semua FF akan direset sehingga diperoleh DCBA =

0000.


Dan Tabel Hasil Percobaannya adalah :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar